Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Komponen Sistem Pengapian Konvensional Mobil Dan Fungsinya

Komponen Sistem Pengapian Konvensional Mobil Dan Fungsinya – Sistem pengapian berperan dalam hal pemicuan pembakaran melalui percikan bunga api busi. Pada prosesnya, busi dapat mengeluarkan percikan api karena ada rangkaian pengubah tegangan, dari tegangan rendah menjadi tinggi.

Pengubahan tegangan ini, menggunakan prinsip induksi elektromagnet seperti trafo step-up. Hanya saja proses pengubahan ini berlangsung sekejap agar pengubahan bisa fokus ke satu titik untuk memperoleh tegangan output yang besar.

Prinsip kerja sistem pengapian konvensional yaitu dengan melakukan pengubahan tegangan baterai dari 12 Volt menjadi lebih dari 12 KV. Untuk melakukan rangkaian ini, sistem pengapian dibekali oleh beberapa komponen pendukung.

Berikut Komponen Sistem Pengapian Konvensional Mobil Dan Fungsinya

1. Baterai / Aki

Baterai / Aki


Baterai atau aki pada mobil berfungsi untuk menyimpan energi listrik dalam bentuk energi kimia yang akan digunakan untuk mensuplai (menyediakan) listik ke : Sistem starter, Sistem, Pengapian, Lampu-lampu dan komponen komponen kelistrikan lainnya.


Pada mobil banyak terdapat komponen-komponen kelistrikan yang digerakkan oleh tenaga listrik. Diwaktu mesin mobil hidup komponen kelistrikan tersebut dapat digerakkan oleh tenaga listrik yang berasal dari alternator dan baterai (aki).


Akan tetapi pada saat mesin mobil sudah mati, tenaga listrik yang berasal dari alternator sudah tidak digunakan lagi, dan hanya berasal dari baterai saja. Contoh bentuk pemakaian energi listrik saat mesin mobil dalam kondisi off (mati) adalah pada : 

  • Indikator pada ruangan kemudi.
  • Peralatan audio (tape recorder).
  • Peralatan pengaman dan lain-lain.



Tegangan accu ditentukan oleh jumlah daripada sel baterai, dimana satu sel baterai biasanya dapat menghasilkan tegangan kira kira 2 sampai 2,1 volt. Tegangan listrik yang terbentuk sama dengan jumlah tegangan listrik tiap-tiap sel. Jika baterai  mempunyai enam sel, maka tegangan baterai standar tersebut adalah 12 volt sampai 12,6 volt.

2. Kunci Kontak
Kunci kontak berfungsi untuk memutus dan menghubungkan arus listrik pada rangkaian atau mematikan dan menghidupkan sistem. Kunci kontak pada kendaraan memiliki 3 atau lebih terminal. Terminal utama pada kunci kontak adalah :

Terminal B dihubungkan ke Baterai -> Terminal IG -> ke (+) koil pengapian dan beban lain yang membutuhkan, terminal ST dihubungkan -> selenoid starter. Jika kunci kontak tersebut memiliki 4 terminal maka terminal yang ke 4 yaitu terminal ACC yang dihubungkan ke accesoris kendaraan, seperti: radio, tape dan lain-lainnya.

Kunci Kontak

3. Sekring (Fuse)

Sekering

Sekering (dari bahasa Belanda zekering) adalah suatu alat yang digunakan sebagai pengaman dalam suatu rangkaian listrik apabila terjadi kelebihan muatan listrik atau suatu hubungan arus pendek. Cara kerjanya saat terjadi kelebihan muatan listrik atau terjadi hubungan arus pendek, maka secara otomatis sekering tersebut akan memutuskan aliran listrik dan tidak akan menyebabkan kerusakan pada komponen yang lain.

Sekering bidangnya otomotif digunakan untuk melindungi perangkat kelistrikan pada kendaraan bermotor. Sistem kelistrikan kendaraan bermotor biasanya dibuat dengan tegangan listrik 6 volt, 12 volt dan 24 volt. Tegangan 6 volt terdapat pada mobil-mobil tua, sedang tegangan 12 volt merupakan tegangan yang umum digunakan sedang tegangan 24 volt digunakan pada mobil niaga ukuran besar.

4. Ignition Coil

Bagian – Bagian Koil


Ignition coil berfungsi untuk mempertinggi tegangan listrik dari 12 volt menjadi (20.000 – 30.000 Volt). Secara konstruksi ignition coil terdiri atas :



Bagian – Bagian Koil :

  • Kumparan primer, kumparan primer berfungsi untuk Menciptakan medan magnet Koil menghubungkan terminal positif dan terminal negatif koil.
  • Kumparan sekunder, bagian dari coil yang berupa lilitan kabel yang jumlah lilitannya lebih banyak daripada kumparan primer. menghubungkan terminal positif dengan terminal sekunder atau terminal tegangan tinggi.
  • Terminal positif, bagian dari coil yang dihubungkan dengan kabel yang mendapat arus listrik positif , untuk rangkaian pada mobil terminal positif dihubungkan dengan kabel ke sekering.
  • Terminal negatif, bagian dari coil yang di hubungkan dengan kabel menuju ke distributor (untuk sistem pengapian pada mobil).
  • Sekunder terminal adalah Bagian dari coil yang dihubungkan dengan kabel tegangan tinggi ke distributor (untuk mobil). Sedangkan untuk sepeda motor sekunder terminal berupa kabel hitam yang besar yang dihubungkan langsung ke busi.

5. Distributor

Distributor
Distributor berfungsi untuk mendistribusikan atau membagi tegangan tinggi yang dihasilkan koil ke tiap-tiap busi sesuai dengan urutan penyalaan (firing order). Pada distributor dengan sistem pengapian model konvensional, terdapat beberapa komponen lain misalnya kontak pemutus (platina), cam, vakum advancer, sentrifugal adancer, rotor, dan kondensor.

Pada distributor dengan sistem pengapian elektronik, di dalam distributor tidak ada lagi kontak pemutus. Sebagai penggantinya adalah komponen penghasil pulsa (pulse generator) yang terdiri dari rotor, igniter, pick up coil, dan magnet permanen untuk pengapian sistem induktif. Pada sistem pengapian dengan pembangkit pulsa model Hall effect, terdapat bilah rotor, magnet, dan IC Hall.


6. Kontak pemutus / Platina
Kontak pemutus / Platina berfungsi Untuk memutuskan dan menghubungkan arus yang mengalir ke kumparan pimer, agar terjadi tegangan induksi pada kumparan sekunder.

7. Kondensor

Kegunaannya untuk mencegahterjadinya loncatan bunga api listrik pada platina, dengan cara menyerap arus induksi Mempercepat pemutusan arus primer sehingga tegangan induksi yang timbul pada sirkuit sekunder tinggi Kapasitas dari kondenser dapat di identifikasi dengan warna kabelnya :

Kondensor

8. Diode

Pada saat di starter, arus dari baterai lebih banyak mengalir ke motor starter, sehingga tegangan baterai akan drop dan mengurangi arus yang mengalir ke kumparan primer. Akibatnya tegangan tingi secondary coil rendah, bunga api pada busi lemah dan menjadikan mesin sulit hidup. Guna mencegah kejadian seperti itu, pada saat posisi start arus yang mengalir ke kumparan primer di bypass tanpa melewati resistan, sehingga arus yang mengalir ke kumparan primer mencukupi

9. Governor Advancer
Berfungsi Untuk memajukan saat pengapian berdasarkan putaran mesin. Cara Kerja Governor Advancer :

  • Pada saat mesin berputar pada putaran tinggi. 
  • Maka fly weight akan mengembang berdasarkan gaya centrifugal akibat dari kecepatan berputarnya as distributor.
  • Pada saat fly weight mengembang akan mendorong cam plate untuk bergeser beberapa derajat mendahului as distributor. 
  • Akibatnya Camlobe akan terbawa bergeser dan menyebabkan timing pembukaan platina menjadi maju
Governor Advancer



10. Vacuum Advancer
Vacuum advancer berfungsi untuk memajukan saat pengapian sesuai dengan besarnya beban mesin. Cara kerja vacuum advancer :

  • Pada saat beban rendah atau menengah, kecepatan pembakaran rendah karena campuran udara dan bahan bakar kurus. 
  • Akibatnya pembakaran campuran udara dan bahan bakar menjadi lambat.
  • Agar tekanan pembakaran maksimum didapat pada 10o sesudah TMA maka timing pengapian harus dimajukan 
Vacuum Advancer

11. Igniter
Sebuah detector yang mendeteksi EMF yang dibangkitkan oleh signal generator, signal amplifier dan power transistor yang melakukan pemutusan arus primer ignition coil pada saat yang tepat sesuai dengan signal yang diperkuat. Igniter terdiri dari beberapa bagian, yaitu :

  • Penstabil tegangan (voltage stabilizer)
  • Pembentuk pulsa (pulse shaper)
  • Pengatur sudut dwell (dwell angle control)
  • Penguat pulsa (amplifier)

12. Kabel Tegangan Tinggi / Kabel Busi
Kabel tegangan tinggi adalah kabel yang berfungsi untuk mangalirkan tegangan tinggi dari koil ke tutup distributor dan dari distributor ke tiap-tiap busi. Kabel untuk penghantar tengah dibuat dari rangkaian kawat tembaga atau karbon yang dicampur fiber agar mempunyai tahanan yang tetap konstan dan disebut dengan kabel TVRS (Television Radio Suppression).

Kabel Busi

13. Busi
Busi merupakan komponen pada sistem pengapian yang berfungsi untuk memercikkan bunga api yang diperlukan untuk membakar campuran udara dan bahan bakar yang telah dikompresi, sehingga terjadi langkah usaha. Busi memilki 2 elektroda, yakni elektroda tengah (positif) dan elektroda negatif (masa).

Setelah arus listrik dibangkitkan oleh ignition coil (koil pengapian) menjadi arus listrik tegangan tinggi, kemudian arus tersebut mengalir menuju distributor, kabel tegangan tinggi dan ke busi, pada busi arus melompat dari elektroda tengah ke elektroda negatif (massa) sehingga menimbulkan loncatan bunga api yang dibutuhkan untuk membakar campuran udara dan bahan bakar.

Busi

Post a Comment for "Komponen Sistem Pengapian Konvensional Mobil Dan Fungsinya"