Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Komponen Sistem Pengapian DIS (Direct Ignition System) Dan Fungsinya

Komponen Sistem Pengapian DIS (Direct Ignition System) Dan Fungsinya – Sebelmunya sudah dijelaskan tentan Sistem Pengapian DIS (Direct Ignition System), pada artikel ini akan dibahas mengenai koponen-komponen yang terdapat pada sistem pengapian DIS (Direct Ignition System). Apa saja?

Berikut Komponen Pada Sistem Pengapian DIS (Direct Ignition System) Dan Fungsinya

1. Baterai

Baterai berfungsi sebagai sumber tegangan listrik yang menyalurkan aliran listrik untuk semua sistem kelistrikan pada kendaraan.

2. Kunci Kontak (Ignition Swicth)

Kunci kontak berfungsi untuk memutuskan dan menghubungkan listrik pada rangkaian atau mematikan dan menghidupkan sistem pengapian.

3. Sensor Sitem Pengapian (Ignition System Sensor)

Untuk membaca pergerakan posisi piston dan posisi valve guna menentukan timing (waktu) pengapian, direct ignition system ini mengambil data dan masukan dari beberapa sensor yang digunakan untuk sistem pengapian. 

Berikut macam – macam sensor pengapian yang digunakan pada sistem pengapian DIS (Direct Ignition System) :

a. Camshaft Position Sensor (CMP)

Camshaft position sensor (CMP) ini berfungsi untuk mengetahui derajat dan sudut putaran poros camshaft yang digunakan untuk mendeteksi sudut buka dan tutup setiap valve pada masing-masing silinder mesin.

Posisi Sensor CMP ini umumnya dipasang pada ujung belakang poros camshaft dekat dengan posisi silinder no 4 mesin.

b. Crankshaft Position Sensor (CKP)

Crankshaft Position Sensor (CKP) ini berfungsi untuk mengetahu derajat dan sudut putaran poros crankshaft yang digunakan untuk mendeteksi posisi piston pada masing-masing silinder.

Letak dan posisi sensor CKP ini umumnya bisa kita temui pada bagian depan mesin tepatnya dibawah dekat dengan poros crankshaft.

Pada beberapa tipe mobil, sensor CKP ini ada yang tertutup oleh cover timing belt dekat dengan sprocket crankshaft.

c. Manifold Absolute Pressure Sensor (MAP)

Manifold Absolute Pressure Sensor (MAP) berfungsi untuk mendeteksi tekanan udara pada intake manifold. Nilai data yang dihasilkan oleh MAP ini akan digunakan untuk mengkoreksi jumlah campuran bahan bakar yang dibutuhkan.

Letak MAP pada mesin umumnya dipasang di dekat Intake manifold. Ada yang menggunakan selang tambahan, ada yang dipasang langsung di intake manifoldnya itu sendiri.

d. Intake Air Temperature Sensor (IAT)

Intake Air Temperature Sensor (IAT) berfungsi untuk mengukur temperatur dan suhu udara yang masuk kedalam intake manifold. Sensor IAT ini umumnya dipasang dekat dengan saringan udara (air cleaner).

e. Engine Coolant Temperature Sensor (ECT)

Engine Coolant Temperature Sensor (ECT) berfungsi untuk mengukur temperatur suhu air pendingin (coolant) yang ada didalam blok mesin. Letak sensor ECT ini umumnya dipasang di cylinder head tepat pada saluran sistem air pendingin mesin.

f. Throttle Position Sensor (TPS)

Throttle Position Sensor (TPS) berfungsi untuk mengukur derajat bukaan throttle valve (Katup Throttle) yang ada di dalam throttle body. Letak throttle position sensor ini umumnya dipasang pada throttle body dekat dengan shaft throttle valve.

Sensor-sensor diatas ini tidak hanya digunakan pada sistem pengapian saja, namun juga digunakan pada sistem manajemen mesin lainnya seperti untuk pengontrolan idling, injeksi dan lain-lain.

Meskipun begitu, untuk sistem pengapian direct ignition sistem ini ummnya menggunakan data dari ke enam sensor diatas yaitu CMP, CKP, MAP, IAT, ECT, dan TPS.

4. Koil Pengapian Dengan Igniter (Ignition Coil With Igniter)

Alat pengapian ini terdiri dari igniter dan koil pengapian yang disatukan menjadi satu unit. Koil pengapian dapat langsung dihubungkan ke busi setiap silinder dengan menggunakan koil pengapian yang disatukan dengan igniter.

Ignition coil ini berfungsi untuk menciptakan listrik bertegangan tinggi yang akan menghasilkan percikan bunga api saat melewati busi (spark plug). Sedangkan igniter modul yang ditanam di dalam ignition coil ini berfungsi untuk mengatur putus sambungnya arus listrik dari ECU pada primary coil supaya secondary coil bisa menghasilkan induksi listrik tegangan tinggi.

Karena jarak antara aliran tegangan tinggi menjadi pendek dengan menghubungkan koil pengapian dan busi secara  langsung, maka menyebabkan kehilangan tegangan dan gangguan elektromagnetik menjadi berkurang.

Ignition coil untuk sistem direct ignition system ini ada yang menggunakan single spark coil (coil on plug) dan ada pula yang menggunakan Double spark coil. Single spark coil ini berarti satu coil untuk satu busi, sedangkan double spark coil berarti satu coil untuk dua busi. 

Koil pengapian dengan igniter tipe coil on plug

Khusus untuk double spark coil umumnya menggunakan tambahan kabel busi untuk melayani silinder mesin lainnya seperti contohnya Koil 1 untuk silinder 1 dan 4, sedangkan koil 2 untuk silinder 2 dan 3.

Berikut ini adalah  pengoperasian menggunakan koil pengapian yang bersatu dengan igniter :

  • 1.  ECU mesin menerima sinyal dari berbagai sensor dan menghitung waktu pengapian secara optimal. (ECU mesin juga mempengaruhi kontrol waktu maju).
  • 2. ECU mesin mengirimkan sinyal IGT ke koil pengapian yang bersatu dengan igniter. Sinyal IGT dikirimkan ke setiap igniter sesuai  dengan urutan pengapian (1-3-4-2).
  • 3. Koil  pengapian,  ke arah mana arus primer ditutup dengan cepat, menghasilkan arus tegangan tinggi.
  • 4. Sinyal IGF dikirim ke ECU mesin ketika arus primer melampaui nilai yang ditetapkan.
  • 5. Arus tegangan tinggi, yang dihasilkan kumparan sekunder, mengalir ke busi, menyebabkan pengapian.

5. Busi (Spark Plug / Spark Ignition)

Busi (Spark plug) pada komponen pengapian sistem Direct ignition system ini berfungsi untuk menciptakan percikan api yang ditimbulkan dari loncatan listrik bertegangan tinggi yang dihasilkan oleh ignition coil.

Busi akan mengkonversi tegangan listrik dari secondary coil menjadi lompatan bunga api sehingga dapat digunakan sebagai percikan api yang akan membakar campuran udara dan bahan bakar dalam silinder mesin. Baca : Fungsi dan cara kerja busi.

6. Cop Busi

Cop busi berfungsi untuk mengantarkan arus listrik bertegangan tinggi dari koil menuju ke busi.

7. Engine Control Unit (ECU)

Engine Control Unit (ECU) pada sistem pengapian pengapian sistem Direct ignition system ini berfungsi untuk mengatur waktu kapan dan silinder mana busi harus memercikan api. Pengaturan ini ditentukan berdasarkan pembacaan data yang diterima dari sensor-sensor sistem pengapian yang sudah dijelaskan pada poin nomer satu diatas.

Artinya, ECU akan mengolah data dari mesin tentang berapa sudut crankshaft dan camshaft, suhu air dan udara, serta berapa kecepatan mesin secara aktual untuk kemudian diolah guna menentukan waktu pengapian (ignition timing), posisi silinder serta koreksi jumlah bahan bakar yang disemprotkan ke injektor.

Selain sistem pengapian, ECU juga merangkap kontrol beberapa sistem lainnya seperti idle speed control, Injection control, fuel pump, EGR, dan lain-lain.

Post a Comment for "Komponen Sistem Pengapian DIS (Direct Ignition System) Dan Fungsinya"