Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Komponen Sistem Pelumasan Mesin Dan Fungsinya

Komponen Sistem Pelumasan Dan Fungsinya – Apabila pengertian dan fungsi sistem pelumasan pada mesin sudah dijelaskan sebelumnya, maka kali akan dijelaskan komponen – komponen yang terdapat pada sistem pelumasan mesin mobil. Lalu, apa saja komponen yang terdapat pada sistem pelumasan mesin?

Berikut Komponen Sistem Pelumasan Pada Mesin Dan Fungsinya

1. Oil Pressure Sensor
Sensor ini terletak pada saluran oli setelah oil pump (pompa oli), hal ini bertujuan untuk mendeteksi tekanan oli mesin yang keluar dari pompa oli. Sensor ini bisa menandakan dua hal, yakni kinerja pompa oli dan volume oli mesin.

Jika indikator oli pada dashboard menyala maka sensor oli mendeteksi adanya lebihan atau kekurangan tekanan pada sistem pelumas. Ini bisa menandakan bahwa volume oli mesin berlebihan atau bahakan kurang dari standar pemakaian.

Untuk itu, jika indikator oli menyala perlu dilakukan pengecekan oli mesin menggunakan stik oli (oil dipstik). Jika volume oli normal maka masalah diatas timbul pada pompa oli.

2. Indikator Tekanan Oli

Indikator tekanan oli dirancang untuk memberi sebuah peringatan jika tekanan oli pelumas turun dibawah tekanan yang diperlukan, agar kerja mesin tetap normal. Indikator oli akan menyala ketika posisi kontak ON mesin mati, lampu tersebut akan padam kembali ketika mesin mulai hidup. Hal ini menandakan tekanan dan pelumasan oli mesin bekerja normal.

Indikator Oli

Akan tetapi ketika terdapat masalah pada sistem pelumasan mesin, maka lampu indikator oli ini akan tetap menyala walau mesin sudah hidup. Karena pada setiap mesin mobil telah dipasang switch oli yang berfungsi untuk mendeteksi tekanan oli pada sistem pelumasan apabila terjadi masalah.

Beberapa sebab indikator oli menyala :

  • Masalah yang paling ringan adalah switch oli rusak, solusinya cukup diganti dengan yang baru. 
  • Filter oli yang sudah habis masa pakainya alias rusak, sehingga tidak berfungsi dengan baik, karena sudah kotor dan bisa tersumbat.
  • Oli mesin kurang, untuk masalah ini segera lakukan pengecekan menggunakan stick oli, periksa apakah ada kebocoran atau ada rembesan oli yang menyebabkan oli berkurang.
  • Pompa oli yang mengalami kerusakan.

3. Penutup Oli (Oil Cap)

Penutup oli berfungsi untuk mencegah masuknya material yang bisa merusak oli dan mempengaruhi kerja mesin. Tutup oli mesin ini jarang mengalami masalah. Jika rusak bisa saja hanya ring “O” dan karet pada tutup oli mesin yang rusak.

Jika hal ini terjadi ketika mesin bekerja maka dapat menyebabkan sebagian oli mesin merembes keluar melalui bagian tersebut. Jika sudah ada rembesan oli di bagian ini, tidak ada salahnya untuk membeli tutup oli mesin yang baru.

Tutup oli mesi merupakan komponen yang jarang mengalami masalah, jadi jarang terdapat stok dan harus pesan dulu. Harga tutup oli mesin OEM atau orisinal cukup mahal, berkisar Rp 250 – 300 ribu. Tetapi terdapat juga tutup oli aftermarket yang harganya lebih murah. Tetapi tetap lebih baik tutup oli yang orisinil karena lebih awet.

Tutup Oli

4. Tongkat Kedalaman Oli (Oil Dipstick)

Tongkat kedalaman oli merupakan batang yang dapat dicabut dengan mudah yang digunakan untuk menjelaskan jumlah oli mesin dengan benar. Tongkat celup terhubung ke tangki oli di dalam mesin dan digunakan untuk menentukan berapa banyak oli yang masih tersedia di dalam tangki.  Tongkat celup seringkali terletak di dekat bagian depan mesin.

Tongkat Kedalaman Oli (Dipstick)

5. Saringan Oli (Oil Filter)

Filter oli berfungsi untuk menyaring kotoran berupa campuran debu dan kotoran lain yang masuk ke dalam mobil dan bercampur menjadi carbon, endapan lumpur, dan kotoran lainnya. Katup By-pass dipasangkan untuk memungkinkan oli tidak tersaring dan masuk ke engine dengan jalan pintas ketika saringan buntu/ penuh klotoran.

Pada proses pelumasan mesin, filter oli sangat berperan penting karena sebelum bagian mesin seperti mekanisme katup, poros engkol dan lain sebagainya dilumasi oleh oli, oli haruslah dalam keadaan bersih dari kotoran yang mengganggu. Dengan begitu komponen pada mesin tidak cepat aus dan akan bertahan lebih lama.

Saringan Oli / Filter Oli

6. Karter Atau Bak Oli

Karter atau bak oli atau penampung oli berfungsi sebagai penampung oli mesin agar oli mesin selalu tersedia. Karter merupakan komponen pada mesin yang terletak pada bagian paling bawah.

Karter dipasang menggunakan sambungan baut dan mur pada bagian blok silinder bagian bawah tepatnya pada crankcase (bak engkol). Diantara karter dengan crankcase terdapat packing atau gasket yang berfungsi untuk mencegah terjadinya kebocoran oli.

Karter / Bak Oli

Beberapa komponen penting di dalam karter / bak oli :

  • Separator atau penyekat, berfungsi untuk menjaga agar permukaan oli pelumas di dalam karter tetap rata & tetap stabil ketika kendaraan berhenti secara mendadak ataupun ketidak kendaraan dalam keadaan miring.
  • Strainer, Sebelum oli saring oleh filter oli, stainer berfungsi untuk merintangi kotoran yang lebih besar pada oli mesin. 
  • Drain plug (baut penguras), berfungsi untuk membuang atau menguras oli di dalam mesin. Apabila terjadi kerusakan pada baut penguras, misalnya drat baut rusak maka dapat menyebabkan kebocoran oli yang keluar dari baut penguras.

7. Oil Feed

Fungsi oil feed sebenarnya hanya sebagai jalur oli. Jalur ini secara default sudah terbentuk saat pembuatan blok mesin bersama water jacket. Hal ini karena letak oil feed ini berada didalam blok silinder.

Selain inner oil jet, biasanya juga ada outer oil jet. Outer oil jet ini terbentuk seperti pipa biasa yang umumnya berbahan logam. Fungsi saluran ini yakni menghubungkan oli ke komponen luar mesin seperti turbocharger atau oil cooler.

8. Oil jet
Jika oil feed fungsinya sebagai jalur oli, oil jet berfungsi menyemprotkan oli dari dalam saluran oli. Jika dilihat, maka oil jet ini mirip injektor dimana ujung oil jet memiliki lubang cukup kecil yang akan memancarkan oli saat tekanan oli meningkat.

Biasanya oil jet terdapat pada bagian bawah silinder mesin, fungsinya untuk menyemburkan oli kebagian piston dan commecting rod. Selain itu dibagian timming chain juga biasanya ada sebuah oil jet yang digunakan untuk melumasi rantai timming.

9. Pompa Oli (Oil Pump)

Pompa oli berfungsi untuk mengisap kemudian menyalurkan oli pelumas ke setiap komponen dalam mesin untuk memberikan pelumasan kepada bagian-bagian yang bergerak sehingga mecegah keausan akibat gesekan.

Dari pompa oli, setelah oli melewati stainer pada bak oli, oli akan melewati filter oli untuk menyaring kotoran yang lebih halus atau sangat kecil agar oli yang disalurkan ke seluruh komponen mesin benar-benar bersih. Oli yang bertekanan yang bersih kemudian disalurkan ke seluruh saluran yang ada pada mesin.

Jadi dapat disimpulkan bahwa oli diisap dari karter kemudian didorong ke seluruh komponen internal mesin melalui saluran oli. Kerja pompa oli berdasarkan putaran mesin langsung dari crankshaft, camshaft atau ada juga yang diputar oleh timing belt. Jadi saat mesin idle pun pompa oli tetap bekerja, meski tekanannya rendah.

Pompa Oli (Oil Pump)


10. Katup Pembebas Tekanan Oli

Pada setiap pompa oli dilengkapi dengan katup pengaman (relief pressure valve). Tujuannya agar tekanan yang dihasilkan pompa saat mesin bekerja pada putaran tinggi, tidak naik. Pengaman itu bekerja berdasarkan tekanan yang dihasilkan oleh oli itu sendiri.

Katup pembebas tekanan oli memungkinkan takanan oli yang berlebihan untuk kembali ke panci oli, termasuk ketika engine dingin (oli pekat), untuk mengurangi kemungkinan kerusakan komponen-komponen sistem pelumasan.

11. Katup Ventilasi Ruang Engkol Atau PCV (Positive Crankcase Ventilation)

Katup Ventilasi Ruang Engkol (Positif Crankcase Ventilation (PCV)) dirancang untuk membuang kebocoran asap yang dihasilkan oleh pembakaran-pembakaran yang masuk keruang engkol. Asap ini dihasilkan karena tekanan pada engine yang meningkat, dihasilkan karena kebocoran perapat oli pada silinder.

Post a Comment for "Komponen Sistem Pelumasan Mesin Dan Fungsinya"